Rabu, 25 September 2013

Praktek Pengebirian Manusia Jaman Kuno

Pembedahan untuk mengangkat kedua testis atau pengebirian secara medis mungkin dilakukan sebagai prosedur pengobatan kanker prostat. Pengobatan dengan mengurangi atau menghilangi asupan hormon testosteron baik secara kimia ataupun bedah dilakukan untuk memperlambat perkembangan kanker. Hilangnya testis yang berarti hilangnya pula hormon testosteron mengurangi hasrat seksual, obsesi, dan perilaku seksual.

Namun sahabat, praktek pengebirian sudah dilakukan manusia sudah dari jaman dulu. Sejarah pengebirian terjadi sudah lebih dari 4.000 tahun silam. Catatan yang ada menyebutkan, pengebirian yang dilakukan dengan sengaja berasal dari Kota Lagash di Sumeria (Asiria). Mereka yang dikebiri umumnya budak lelaki yang biasa disebut kasim atau dalam bahasa Inggris eunuch atau kehilangan kesuburannya (castrated) karena perangkat biologis manusia untuk kepentingan pembuahan dipotong habis.

Kebiri jaman dahulu kadang kala dilakukan atas dasar alasan keagamaan atau sosial di budaya tertentu di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Timur. Setelah peperangan, pemenang biasanya mengebiri dengan memotong penis dan testis mayat prajurit yang telah dikalahkan sebagai tindakan simbolis "merampas" kekuatan dan keperkasaan mereka. Laki-laki yang dikebiri yang disebut orang kasim,  biasanya dipekerjakan dan diterima pada kelas sosial istimewa dan biasanya menjadi pegawai birokrasi atau pengurus rumah tanga istana.

Di Tiongkok kuno, pengebirian merupakan salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana kaisar. Ketika Dinasti Ming berakhir tahun 1644, tercatat ada 70 ribu orang kasim di istana kaisar. Yang sangat menyedihkan adalah praktek pengebirian di China kuno yaitu para orang tua memaksa anaknya untuk melakukan itu demi mendapat uang dan mendapat pengakuan sebuah "kebanggan" bahwa anaknya menjadi kasim kekaisaran. Cara pengebirianya pun sangat kejam, saat dikebiri hanya menggunakan pisau kecil dengan memotong seluruh kemaluannya hingga testis dengan bayaran enam perak untuk sang tukang kebiri. Lalu pengobatannya dilakukan dengan cara melumasinya dengan cabe merah dan membiarkannya selama tiga hari. Jika setelah 3 hari air kencing dapat mengalir, artinya operasi sesat tersebut sukses. Dan jika tidak, anak kecil tersebut akan meninggal dengan kesakitan yang menggenaskan.

Sementara di beberapa tempat lain, pengebirian dilakukan karena kepercayaan terhadap sekte. Seperti para pengikut Sekte Skoptzi dari Rusia pada abad ke-18. Anggota-anggotanya menganggap pengebirian sebagai cara untuk menolak dosa-dosa jasmani. Beberapa anggota dari sekte "Pintu Gerbang Sorga" juga dikebiri, dan tampaknya hal ini dilakukan dengan suka rela dan dengan alasan-alasan yang sama. Orang-orang Hijra dari India masih mempraktikkan ritual pengebirian dengan membuang penis dan buah pelirnya. Sahabat anehdidunia.com kita sangat beruntung hidup di jaman yang penuh dengan hak asasi manusia so bersyukurlah dengan apa yang telah kita temui di zaman modern ini. 

Sumber: http://www.anehdidunia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar