Ungkapan di atas seakan menegaskan
tentang betapa pentingnya seseorang menjaga lisannya. Ya, menjaga lisan,
atau menjaga ucapan merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup
ini. Karena membiarkan lisan kita untuk mengucapkan apa pun yang ada di
benak kita tanpa pikir panjang, hanya akan berdampak buruk bagi diri
kita.
Betapa banyak orang yang begitu menyesal
setelah dia mengucapkan sesuatu yang ternyata berdampak buruk bagi
dirinya di kemudian hari. Betapa banyak pula orang berurusan dengan
hukum gara-gara ucapannya dianggap melecehkan, mendiskriditkan dan
menyakiti orang lain.
Begitu pentingnya sebuah ucapan, sehingga
Rasulullah Saw menjadikannya sebagai pra-syarat keimanan seseorang.
Beliau menegaskan dalam salah satu sabdanya, “Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam…” (HR.
Bukhari-Muslim)
Perkataan yang baik, akan menyamankan,
menentramkan, mendamaikan, sekaligus membahagiakan orang yang
mendengarnya. Orang yang selalu berkata baik apalagi sopan, akan
mendapat tempat di hati orang lain. Orang akan menghargai dan terkesan
dengan ucapannya.
Sebaliknya, seseorang yang terbiasa
mengucapkan kata-kata yang buruk, kasar bahkan seringkali menyakitkan,
dengan kata lain tidak bisa menjaga lisannya, bisa dipastikan bahwa dia
akan dijauhi orang, tidak akan pernah mendapat tempat di hati orang
lain, dan pada gilirannya dia akan menanggung akibat dari apa yang
diucapkannya.
Mulutmu harimaumu, demikian sebuah petuah
bijak menyebutkan. Jika mulut tidak dijaga dengan baik, maka tidak
menutup kemungkinan akan menjadi sumber malapetaka. Ibarat harimau, jika
tidak dijinakkan dia akan menerkam apa pun yang ada di sekelilingnya.
Maka, berhati-hatilah dengan mulut. Berhati-hatilah dengan lisan dan
ucapan kita. Ia bisa menjadi sahabat yang akan membawa kita pada posisi
terhormat di mata manusia dan di hadapan Allah. Di sisi lain, ia juga
bisa menjadi musuh yang akan menjerumuskan kita ke jurang kesengsaraan.
Sumber : http://didijunaedihz.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar