Gelengan
kepala dan elusan dada rasanya tidak cukup lagi untuk menggambarkan
betapa generasi muda Islam sudah sedemikian jauh dari pendahulu mereka
para salafush shalih, yang kami mampu lakukan hanyalah beristighfar,
berdo’a kepada Allah Ta’ala agar melindungi kami dari keburukan, dan
menulis nasihat ini untuk menjadi pelajaran bersama, melihat kondisi
generasi muda Islam sekarang ini di berbagai kota (yang pernah penulis
kunjungi), bahkan di kota yang sangat terpelosok dan jauh dari jangkauan
transportasi telah banyak generasi muda Islam yang telah
“terkontaminasi” oleh penyakit yang sama. Penyakit “salah melabuhkan
cinta”
Model
rambut, pakaian, bicara, dan tingkah laku mereka sudah tidak lagi
mencerminkan bahwa mereka adalah seorang muslim, mari kita tengok dari
model rambut laki-laki yang tidak karuan, dengan rambut sebelah depan
dipanjangkan terurai kusut, dan rambut belakang dipotong cepak, masih
ditambah lagi dengan cat pirang di sebagian rambut depan…entah mau ada
pertunjukan badut di mana? Yang perempuan tidak mau kalah, mengingatkan
penulis di era tahun 90-an saat banyak perempuan memotong rambutnya
pendek untuk bisa mirip dengan “demi moore”. Untuk zaman sekarang ini
masih ada variasi lagi dengan model pakaian ala laki-laki dan rambut
dibiarkan agak acak-acakan, na’udzu billahi min dzaalik, mas.. mbak..
itu niru siapa?
Belum
lagi aroma wangi semerbak yang menyebar dari para wanita muda ini,
menyengat hidung laki-laki yang mencium aromanya, memaksa laki-laki
untuk berfantasi lebih jauh lagi, apalagi laki-laki yang telah memiliki
penyakit dalam hatinya, aroma yang memompa syahwat agar semakin berpacu
dengan derai tawa renyah yang keluar dari rombongan gadis-gadis muda
ini, tak mau kalah rombongan laki-laki di belakangnya bersuit-suit…
Tak
berapa lama di dekat stadion kota penulis melihat banyak aparat yang
sibuk mengatur lalu lintas jalan yang penuh sesak oleh motor anak-anak
muda. Saat itu penulis bertemu dengan salah satu aparat yang penulis
kenal, maka penulis bertanya, “Mas ada apa kok ramai sekali?” aparat itu
menjawab,”Wah, masak sampeyan ndak tahu, kan ada sedang ada konser grup
musik dari ibukota!”. Penulis hanya mampu mengangguk-angguk sambil
mulut membentuk huruf O, “Ooooooo….!”
Jadi
ini yang ditiru oleh para muda-mudi tadi! Meniru artis idola mereka,
cocok tidak cocok yang penting niru habis! Apalagi kalau cocok, makin
tumbuh kesombongan dalam diri mereka karena bisa “persis” dengan artis
yang mereka tiru, duhai, penulis ingin sekali mengetahui apa yang ada
dalam perasaan orang tua mereka mengetahui kondisi anak mereka yang
demikian itu!
Di
lain waktu penulis pernah bertanya kepada salah seorang anak SMA yang
sering datang ke tempat penulis untuk banyak bertanya dan mengetahui
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, penulis sangat kagum
akan semangat pemuda ini, walaupun banyak diejek di sekolahnya karena
celananya yang “cingkrang”, bahkan sering kepala sekolah pun meledeknya!
Namun dengan tetap senyum terkembang ikhwan SMA ini semakin semangat
belajar sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
menerapkannya.
Yang
penulis tanyakan adalah, “Apa anak-anak SMA zaman sekarang ini telah
mengenal dengan baik siapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
serta mengenal shahabat-shahabat radhiyallahu an’hum ajma’in.” Jawabnya
sangat mencengangkan sekali! Mereka bahkan tidak mengenal bagaimana
keseharian dan sifat-sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
istri-istri beliau, putra-putri beliau dan apalagi shahabat beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam!.
Namun
ketika ditanyakan tentang keadaan seorang selebriti atau artis maka
mereka dengan cepat menjawab dan mengetahui bahkan sampai ke nomor
sepatu dan warna kesukaan masing-masing artis, mereka mengetahuinya
dengan jelas dan detail, apalagi berita tentang perceraian artis dan
gosip-gosip yang sedang “hot” di infotainment, seperti hafal di luar
kepala.
Semakin
jelas alur cerita “tiru meniru” ini terungkap! Apabila seseorang telah
dijadikan idola dan teladan maka yang mengidolakan akan berusaka untuk
meniru, menjiplak dan mencontoh apapun yang dilakukan oleh idolanya itu
tadi, walaupun apa yang dicontohnya itu sangat jauh dari ajaran Islam
yang syar’i. sebagaimana dikatakan: “Sesungguhnya orang yang mencintai
akan taat kepada yang dicintainya!”
Pertanyaannya adalah – SIAPAKAH YANG ENGKAU CINTAI?-
Dari
Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Ia berkata,
“Kapan hari kiamat terjadi?” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Ia
menjawab, “Tidak ada sama sekali. Hanya saja, sesungguhnya saya
mencintai Allah dan Rosul-Nya.” Maka beliau bersabda, “Engkau bersama
orang yang engkau cintai.” Anas pun mengatakan, “Tidaklah kami
berbahagia dengan sesuatu seperti halnya kebahagiaan kami dengan sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Engkau bersama orang yang engkau
cintai.” Anas berkata, “Karena saya mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar.
Dan saya berharap saya bersama mereka karena kecintaan saya kepada
mereka, meskipun saya tidak beramal seperti amal mereka.” [HR.al-Bukhari
kitab al-Jumu’ah bab man intazhara hatta tudfan 5/12 no.3688, Muslim
8/42 kitab Al-Birr wash shilah wal aadaab, bab al-Mar’u ma’a man ahabba
8/42 no.6881]
Dari
hadits di atas bisa kita pahami bahwa Meskipun Anas radhiyallahu ‘anhu
merasa tidak mampu untuk beramal sebagaimana amal mereka, namun ia yakin
dan berharap cintalah yang akan bisa membawanya bersama mereka hingga
hari kiamat, dan hingga masuk ke dalam surga di sisi-Nya.
Wahai
adik-adikku para generasi muda, cinta mampu mengantarkan seseorang
kepada kemuliaan dan juga sebaliknya, cinta juga mampu mengantarkan
seseorang ke dalam jurang kehinaan, MAKA BERHATI-HATILAH ENGKAU DALAM
MELABUHKAN CINTA!
Sumber : http://doaayatsuci.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar